Rumus Gas Ideal dan Gas Nyata
Dari keempat hukum di atas, kita bisa mendapatkan persamaan perhitungan gas ideal. Coba elo simak ilustrasi berikut ini:
Nah, dalam konsep gas ideal juga ada beberapa kondisi khusus yang perlu kita ketahui.
RTP (Room Temperature and Pressure)
Kondisi RTP adalah kondisi suatu gas dalam suhu ruangan ketika suhunya sebesar 25°C atau 298 K dan tekanannya sebesar 1 atm. Dari sini, kita bisa mendapatkan persamaan gas ideal sebagai berikut:
Artinya, setiap satu mol gas ideal akan memiliki volume sebesar 24,4 liter. Sama seperti kondisi STP, kondisi RTP ini hanya berlaku untuk gas ideal.
Hukum-Hukum Gas Ideal
Sebagai model untuk mempermudah analisis keadaan gas, gas ideal juga punya persamaan perhitungan. Persamaan perhitungan ini berasal dari beberapa hukum, yaitu:
Hukum Boyle memiliki bunyi, “apabila suhu dari suatu gas yang ada di sebuah ruangan tertutup dijaga konstan, maka tekanan gas tersebut akan berbanding terbalik dengan volumenya”.
Dari sini, kita tau kalau hukum Boyle berbicara tentang tekanan dan volume gas. Hukum Boyle juga menyatakan bahwa tekanan dan volume gas berbanding terbalik.
Hukum Boyle : Bunyi dan Rumus
Hukum Charles memiliki bunyi, “apabila tekanan gas yang berada di dalam suatu ruangan tertutup bersifat konstan, maka suhu mutlaknya akan berbanding lurus dengan volume gas”.
Dari sini, kita tau kalo hukum Charles berbicara tentang suhu dan volume gas. Pada tekanan yang tetap, suhu dan volume gas berbanding lurus.
Hukum Charles : Bunyi dan Rumus
Hukum Avogadro memiliki bunyi, “gas-gas dengan volume yang sama, serta pada suhu dan tekanan yang sama akan memiliki jumlah molekul yang sama.”
Dari sini, kita tau kalo hukum Avogadro berbicara tentang volume dan jumlah mol gas. Hukum Avogadro juga menyatakan bahwa volume dan jumlah mol gas berbanding lurus.
Hukum Avogadro : Bunyi dan Rumus
Hukum Gay Lussac memiliki bunyi, “tekanan suatu gas akan berbanding lurus dengan suhu absolutnya pada keadaan volume yang konstan.”
Dari sini, kita tau kalo hukum Gay Lussac berbicara tentang tekanan dan suhu gas. Tekanan dan suhu gas ini berbanding lurus.
Hukum Gay Lussac : Bunyi dan Rumus
Pembangunan Infrastruktur Energi
Cadangan gas alam juga dapat menjadi dasar untuk pengembangan infrastruktur energi, seperti pembangunan pabrik pengolahan gas dan jaringan pipa gas.
Itulah dia penjelasan lengkap tentang gas alam beserta dengan komponen penyusun, manfaat, dan contohnya. Gas alam adalah salah satu suplai vital energi dunia.
Tidak hanya vital sebagai sumber penting untuk produksi bahan bakar, gas ini juga merupakan komponen vital sebagai sumber produksi pupuk amonia.
Gas Alam adalah bahan bakar fosil berbentuk gas dengan unsur utama metana CH4 yang dapat ditemukan melalui ladang minyak dan batubara.
Sumber metana yang membentuk biogas tersebut umumnya dapat ditemukan melalui rawa-rawa, tempat pembuangan sampah, sampai Septic Tank atau tempat penampungan kotoran manusia dan hewan.
Komponen senyawa utama penyusun gas alam adalah metana (CH4). Metana adalah molekul hidrokarbon ringan. Selain metana, molekul hidrokarbon lain di dalam natural gas juga meliputi etana (C2H6), propana (C3H8), butana (C4H10), sulfur, dan gas helium.
Salah satu contoh produk natural gas di Indonesia yang digunakan sebagai bahan bakar adalah LPG (Liquefied petroleum gas) yang dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Gas Minyak Cair
Solar Industri menawarkan paket pemesanan produk bio solar B30, jasa bunker service, dan pembuatan tangki solar di seluruh wilayah Indonesia. Untuk pemesanan lintas negara, silakan hubungi kontak kami yang telah tersedia.
Atmosfer Jupiter adalah salah satu fitur paling menakjubkan dari planet ini. Tebal, dinamis, dan penuh dengan pola-pola kompleks, atmosfer Jupiter menawarkan pemandangan yang selalu berubah bagi para pengamat. Beberapa karakteristik utama atmosfer Jupiter meliputi:
Bintik Merah Raksasa adalah fitur paling terkenal di atmosfer Jupiter. Badai antisiklon raksasa ini telah diamati setidaknya sejak tahun 1831 dan mungkin sudah ada jauh lebih lama. Dengan diameter sekitar 16.000 km, Bintik Merah Raksasa cukup besar untuk menelan dua atau tiga planet seukuran Bumi.
Atmosfer Jupiter juga menampilkan fenomena menarik lainnya seperti oval putih (badai antisiklon yang lebih kecil) dan "manik-manik hitam" (lubang gelap di awan-awan Jupiter). Komposisi kimiawi yang kompleks dari atmosfer menghasilkan berbagai warna yang kita lihat, dari coklat kemerahan hingga putih dan biru.
Meskipun Jupiter tidak memiliki permukaan padat dalam arti konvensional, batas antara atmosfer dan interior planet sering dianggap sebagai "permukaan" untuk tujuan pengukuran. Ini biasanya didefinisikan sebagai titik di mana tekanan atmosfer sama dengan 1 bar, mirip dengan tekanan atmosfer di permukaan laut Bumi.
Pemahaman tentang perilaku gas telah menghasilkan beberapa hukum penting dalam fisika dan kimia. Hukum-hukum ini menjelaskan hubungan antara variabel-variabel gas seperti tekanan, volume, suhu, dan jumlah partikel. Berikut adalah beberapa hukum gas utama dan aplikasinya:
Hukum Boyle menyatakan bahwa pada suhu konstan, volume gas berbanding terbalik dengan tekanannya. Secara matematis, PV = konstan, di mana P adalah tekanan dan V adalah volume. Hukum ini menjelaskan mengapa balon mengembang ketika dibawa ke ketinggian yang lebih tinggi di mana tekanan udara lebih rendah.
Hukum Charles menyatakan bahwa pada tekanan konstan, volume gas berbanding lurus dengan suhu mutlaknya. Secara matematis, V/T = konstan, di mana V adalah volume dan T adalah suhu mutlak. Hukum ini menjelaskan mengapa ban mobil bisa mengembang sedikit ketika dipanaskan oleh gesekan saat berkendara.
Hukum Gay-Lussac menyatakan bahwa pada volume konstan, tekanan gas berbanding lurus dengan suhu mutlaknya. Secara matematis, P/T = konstan. Hukum ini penting dalam desain peralatan yang menggunakan gas bertekanan, seperti tabung gas atau alat pemadam kebakaran.
Hukum Gas Ideal menggabungkan hukum-hukum di atas menjadi satu persamaan: PV = nRT, di mana P adalah tekanan, V adalah volume, n adalah jumlah mol gas, R adalah konstanta gas universal, dan T adalah suhu mutlak. Hukum ini memberikan model yang berguna untuk memahami perilaku gas dalam berbagai kondisi, meskipun tidak selalu akurat untuk gas nyata pada tekanan tinggi atau suhu rendah.
%PDF-1.7 %µµµµ 1 0 obj <>/Metadata 1175 0 R/ViewerPreferences 1176 0 R>> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <>/ExtGState<>/XObject<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/Annots[ 13 0 R 17 0 R] /MediaBox[ 0 0 595.4 842] /Contents 4 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 0>> endobj 4 0 obj <> stream xœÅ=k“Û¶µß=ãÿ o•:+š ß™NçÚYÇv줾±ÓN¦éj¥Õ2’HU+:wûë/ÎÁ‹ ^bSϬL‚ q^8/‚/^ŽÕmysœüå//^�åÍÝj9ùç‹ÏÍþ_/>?ìW/>–ëª.�US¿øÔ.ŽÐôvU.W‡¿þuòêúÛÉ¿Ÿ?ƒþåyF'á$)’ žä1�VÏŸýãÏ“úù³WŸŸ?{ñ™�pòùöù3º…8¥AH'Y‘ùäóŽõyó)›¬ïÙ#'k<ËÅÙ›çÏþ9ýôq6ϧ¯áçûY<�Ìþ5ùüýóg¯ÙÃÿ÷ù³Q€Ð4 I_ûët6O§ŸnØ�Õª¾™¥ÓŽ>/¦e½Äÿ°»ûY1nîg„ð«é²…góhÚÔ3ò‹€AÓØ-u¹ýuöh\è).4OƒÌ‚ÊãI6&¢™×a¾œÈ&JyDC€þÞlÛÝêñ؇‹Þ‰m¸Ìã@193ÐHŠÓ��Ç1“gƒyÌ]3#ùô sÂ'A³ìžÄã@9 RË@“0 “Ï7Œ®>1Ëí˜Mæì±ù}ëqH6+ÏàÈæ Œ¸ü�HÙô£¹�}sŸ±®™m ëÓÎ †ACï+&¥cìÄpô8b+šŒ‡J£3CE>:‡“Gâ ‹ñäãÄ„�c5ÿEÛ”EA6håqÞ‡i[ò8IX©u wè/�¿ƒ??2•M¿a¿Ì1¢I‘ûµTqòG œr«aˆ&©O“ŸŸë¿(¿Œ† µ÷)VÙ™�|²“„µtV~Sû+vkòG ̬ µ’"ñ)¿çÆz¤üxafFœEÆp �ðž·ö#ä ó³¡cñ7æP¼ã>/ó¶¿g®‚ô$úähu‡™—“³ß´È'‡õiËOÔėljùÏNYôI§ß€Ûó‚ÿ°Kæ5p±‚¦`Fc~z€¾kv»vB3vˆàšö±¿ðq÷@†=:Y$œþÆŸ™L¿°–Œ�BàiòI)åìbŠOñç·QPØøuŸ!=•(å ¤B”€1_%K_�5Ê&ýiúÉë¾�¼°äu^5Çc³³§v¾kšãcR;Cg�Iy6IXðÊèê5œ£'ã$öqþ[idiÄ|j �eéW¥êbÊD�‹=ó›Š8H&iØ[ ÖÚï{é¹w»r½"ñ亙H°&/>íË`úáÛwדðŇ²^O¦Õrþîzöõ‚Jc´&”‚Î?%èK¦x~dðÿ¦Ÿ™BúÄBÀw³ÿŸü0›'Ó¿�Šºf=^˜|„ã×?áuè 7b§—â)ð´É›Ùœ<ŧ@Û/ªûç—ÐöQÞt.L^¿‡§Ã-x‡Pp€×?Ήo RÂD’xÌg7hÊ· òÏú÷ò ¡ÄˆÕ/—A¦ÞAά6ˆç—Š¼ÄŒ� ?qƒ¿—(ß‚8\£HÁ) Õ+”Ã_@R__F!ö�BLØÜŽl88f" ZÕóŸ?ù€("QMÒÂ%N7”Ž'Ñi8‰y³”9°É¢÷-LŒB‚í ³üGð„ªæ÷’ðám ùÑ%t«j¸ƒÿ®Ìƒlg$�î.c–�&uzâcÒ,cœæ™‰ù�·ÇÒ<žš(hÍ®š(�ûæ-Í“ÀÊÚŸÊ¥œ�-0nžíwà¸B"YŽ?èýÿ€œ1àœf<JÎêˈÞY1Ö&‘�·�OIH1Þ²{Æ3—xðNAK‚šHßwa¯0fbç rú#�†`™Ëþ:àA¼33f‘H’ؘùø´ï€bqZ€wg¡ØGõ”Hc½ƒhRôgr’AÂ:ÍHP]ì� ZÜ-þVBK³ÃÕŽkݼÁà “ŒyPk~x¨P•ÃÅW¨ø}K¸¯ÅÃ×"2Ö‰†ó�Y)¦Ê³e¨ÊçL¶¯fQ~:ó�ÐÅ#Ø ]Qd–» *5áq#Jsœüf�pÑG‰oMI@³IÊþ‹†qÉëÈÑVà=¡µÂÃÇòÓü? ·öºÄ‚÷Ó0 .o =S ¾LŒt¼Lœ°‡¢D€`øÍœŽ“Ä:Ž‹Œu»Yôp!Gõ8ˆ¤t[Í¿{÷ˆe"?‘F¹I{¼œeÓ¬Ÿì¨„Ê•ã7`]`-FÂ:¬Ê‰#È
Penerbitan Jurnal-Jurnal pada Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe di koordinir oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM).
Contoh Soal Gas Ideal
Sobat Zenius, setelah memahami penjelasan gue tentang gas ideal dan gas nyata, gue akan kasih elo contoh soal gas ideal supaya elo bisa lebih paham lagi sama materi ini. Coba elo kerjakan ya!
Kondisi Dua Gas dengan Tekanan dan Suhu Sama
Nah, biasanya ada juga kondisi-kondisi yang melibatkan lebih dari satu gas. Gas-gas ini bisa jadi memiliki tekanan dan suhu yang sama. Dalam kondisi ini, kita mendapatkan persamaan gas ideal sebagai berikut:
Artinya, gas-gas ini akan memiliki volume yang sama dan jumlah mol yang sama pula.
Selain kondisi-kondisi di atas, ada juga kondisi gas yang dicampurkan. Dalam beberapa situasi, gas-gas yang berbeda bisa aja dicampurkan dan menghasilkan perhitungan yang berbeda pula. Coba elo cermati ilustrasi berikut ini.
Nah, ketika dua gas tergabung dalam satu wadah, tekanannya juga ikut berubah. Tekanan pada campuran kedua gas ini disebut sebagai tekanan parsial (P’) karena merupakan gabungan dari gas 1 dan gas 2.
Sobat Zenius, dari tadi kita udah bicara soal gas ideal beserta segala macam kondisi dan perhitungannya. Tapi, gas ideal itu sebuah konsep atau model yang sebenarnya nggak nyata di alam. Lalu, kondisi dan perhitungan gas nyata di alam seperti apa?
Pada gas nyata, partikel-partikel gas mengalami interaksi satu sama lain sehingga kecepatan partikel pada gas nyata lebih kecil daripada kecepatan partikel pada gas ideal. Hal ini juga menyebabkan momentum pada gas nyata lebih kecil daripada gas ideal.
Oleh karena itu, volume gas nyata akan lebih besar daripada volume gas idealnya. Selain itu, tekanan gas nyata juga akan lebih kecil daripada tekanan gas idealnya.
Persamaan gas nyata juga akan berbeda-beda tergantung jenis gasnya. Coba elo cermati ilustrasi berikut ini.
Potensi Gas Alam Indonesia
Negara Indonesia merupakan negara dengan cadangan gas alam terbesar ketiga di Asia Pasifik. Sebagai salah satu negara dengan cadangan natural gas terbesar, Indonesia berkontribusi memenuhi 1,5% total cadangan gas dunia.
Dalam produksi natural gas, Indonesia saat ini memproduksi sekitar dua kali lipat lebih banyak natural gas dari kebutuhan konsumsinya. Kendati demikian kebanyakan dari hasil produksi tersebut diekspor ke berbagai penjuru dunia, mengakibatkan tetap tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan natural gas di industri domestik.
Dalam hal ini, pemerintah Indonesia telah berupaya membatasi ekspor gas dalam rangka mencukupi suplai natural gas kepada industri-industri domestik sekaligus menggalakkan penggunaanya dalam sektor industri dan pembangkit listrik.
“Pada akhir 2015 I Gusti Nyoman Wiratmaja, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, mengatakan bahwa Indonesia membutuhkan investasi bernilai lebih dari 32 miliar dollar Amerika Serikat (kebanyakan dari sektor swasta) untuk penyulingan-penyulingan natural gas, dan infrastruktur yang berhubungan dengan gas dalam rangka memenuhi permintaan gas domestik pada 2025 (terutama untuk pembangkit-pembangkit listrik dan pabrik-pabrik pupuk).
Permintaan gas Indonesia diperkirakan untuk naik dari 6,102 juta standar kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/mmscfd) di 2015 menjadi 8,854 mmscfd di 2025 dengan permintaan yang sebagian besar berasal dari Pulau Jawa dan Bali. Tanpa memberikan detail-detail yang jelas, Wiratmaja menambahkan bahwa ada insentif-insentif untuk sektor swasta yang berinvestasi dalam industri gas domestik.“
indonesia-investment.com
Gas ini tentu memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan sehari-hari. Apa saja manfaatnya? Berikut penjelasannya:
Sobat Zenius, kapan terakhir kali elo dateng ke pesta ulang tahun yang penuh dengan dekorasi balon?
Biasanya, di pesta-pesta yang penuh dekorasi balon, ada balon yang melayang dan ada balon yang diam di lantai. Balon yang melayang biasanya diisi helium dengan alat tertentu, sementara balon lainnya bisa jadi ditiup sendiri menggunakan mulut.
Elo, pernah ngerasa nggak sih, balon yang diisi dengan helium jauh lebih stabil daripada balon yang kita tiup sendiri. Balon dari helium bisa tahan beberapa hari, sedangkan balon yang kita tiup sendiri lebih rawan pecah, apa lagi kalau kita tiup balonnya hingga terlalu besar.
Perbedaan ini terjadi karena kondisi gas di kedua balon ini berbeda. Balon yang diisi dengan helium cenderung menunjukkan gas ideal, sedangkan balon yang kita tiup merupakan gas nyata.
Nah, dalam artikel ini gue akan membahas tentang gas ideal dan gas nyata. Gue akan membahas tentang pengertian gas ideal, perbedaannya dengan gas nyata, serta perhitungan-perhitungannya. Gue juga akan menguji pemahaman elo dengan contoh soal di akhir artikel ini. Simak artikel ini hingga akhir, ya!
Konsep Gas Ideal dan Gas Nyata
Nah, gas ideal adalah suatu konsep atau model gas yang dianggap sempurna. Sebagai gas yang sempurna, tentunya ada beberapa kondisi yang harus dipenuhi oleh gas. Syarat-syarat gas ideal di antaranya adalah:
Tapi nyatanya, nggak ada gas yang benar-benar ideal di kehidupan sehari-hari. Mungkin hanya ada beberapa gas yang kondisinya mendekati ideal. Konsep itulah yang disebut sebagai gas nyata.
Lalu, kenapa ada yang namanya gas ideal kalo nyatanya nggak ada yang ideal? Konsep gas ideal ini dirancang dan digunakan untuk mempermudah analisis hubungan antara keadaan makroskopis suatu gas.
Dengan gas ideal, kita bisa menjelaskan kondisi suatu gas melalui tekanan, volume, suhu, hingga jumlah mol-nya.
Komponen Penyusun Gas Alam
Terdapat beberapa komponen penyusun gas ini. Berikut penjelasannya:
Merupakan komponen utama gas alam, memberikan kontribusi besar pada nilai energi yang dihasilkan dari pembakaran gas alam.
Sebagai komponen pendukung, etana memiliki nilai energi yang tinggi dan digunakan dalam industri kimia sebagai bahan baku.